Sabtu, 05 September 2009

PEDAGANG UNTA

Pada jaman dahulu ada seorang Budak bernama Lukas, ia bekerja pada seorang majikan yang kaya di Syria. Dia bekerja sangat rajin dan teliti dalam merawat untu-unta milik majikannya. Tugas dia sehari hari memang merawat unta-unta.
Suatu hari istri majikannya – Maria – mengajak budak ini pergi mengunjungi rumah orang tuanya yang cukup jauh. Maria menunggang unta yang di tuntung oleh Lukas. Dalam perjalanan ini Lukas banyak bercerita kepada majikannya tentang dirinya. Dia mengatakan bahwa dirinya sebetulnya bukanlah seorang budak, tetapi anak dari serorang pengusaha di Mesir. Kenapa ia bisa sampai di Syria karena ia memiliki banyak hutang di kotanya dan oleh karenanya ia meninggalkan kotanya untuk menghindar dari kejaran para penagih hutang. Dia pernah menjadi penyamun di padang pasir, suatu saat dia tertangkap dan di penjarakan, kemudian di jual sebagai budak.
Mendengar cerita dari Lukas, majikannya acuh tak acuh, tetapi dia mengatakan secara sinis kepadanya “ Bila di dalam dirimu terdapat Jiwa seorang Budak, tentulah engkau akan tetap menjadi seorang budak, bukan ? “ ; seperti air mengalir menuju muaranya; “ Bila di dalam dirimu terdapat Jiwa Seorang Merdeka, tentunya engkau akan menjadi seorang yang terpandang dan terhormat di kotamu ! “.
Mendengar ucapan majikannya ini, Lukas protes !, Tuan….. benar saya bukan seorang budak, jawab Lukas.
Engkau telah terusir dari kotamu karena engkau banyak hutang, dan sekarang engkau menjadi budak, bukan ? terlontar kata – kata itu dari mulut majikannya.
Selama beberapa hari setelah pembicaraan ini Lukas tampak selalu merenung sendirian, dia tidak bergaul sebagaimana mestinya budak-budak yang lain yang senang berkumpul.
Memperhatikan sikap Lukas yang menyendiri ini, Maria mendatangi dan menanyakan……. kenapa engkau sendirian disini, apa yang sedang engkau pikirkan ?. Lukas berucap saya sedang memikirkan ucapan-ucapan tuan beberapa hari yang lalu. Saya merasa benar-benar bukan seorang budak, saya tidak bisa bergaul dengan budak budak yang lain. Saya memang orang yang merdeka tuanku.
Majikannya membalas … hey.. Lukas, kalau engkau memang bukan budak coba buktikan sambil berlalu meninggalkan Lukas.
Beberapa bulan kemudian, Maria memerintahkan kepada Lukas untuk mempersiapkan dua ekor unta dan di lengkapi dengan berbagai makanan yang sangat banyak karena Maria akan pergi ke rumah orang tuanya lagi. Dalam hati Lukas agak heran…. kenapa ia di minta untuk mempersiapkan begitu banyak makanan, tidak seperti biasanya.
Seperti biasa Lukas menuntun unta yang di tumpangi Maria, mereka sampai di rumah orang tua Maria agak sore dan matahari sudah mulai terbenam.
Sebelum masuk ke rumah orang tuanya, Maria kembali bertanya kepada Lukas…., “ apakah engkau memiliki jiwa budak atau engkau memiliki jiwa merdeka ? “. Dengan cepat Lukas menjawab, aku seorang yang merdeka , benar …. Aku memiliki jiwa merdeka, tuanku.
Baik kalau begitu…. Lukas, Nah…. Sekarang pergilah …. Kembalilah ke kota asalmu dan buktikan bahwa engkau benar-benar seorang yang berjiwa merdeka.
Lukas terkejut mendengar ucapan Maria ini, nah cepatlah engkau pergi sebelum hari menjadi gelap kata Maria.
Lukas pamit kepada Maria dan segera meninggalkan rumah orang tua Maria.
Dalam perjalanan kembali ke Mesir, Lukas harus melewati padang pasir, tebing dan banyak sekali rintangan, dan yang jelas apa yang harus di tempuhnya sangat jauh dan membutuhkan dua minggu untuk sampai ke Mesir.
Lukas sempat kehabisan makanan yang dibawanya setelah berjalan beberapa hari, dan dia sangat kelaparan. Dalam kondisi kelaparan ini dia sempat putus asa, dan mulailah terpikir : apakah dia akan kembali saja ke rumah majikannya atau meneruskan perjalannya ke Mesir. Hatinya berkecamuk dan perdebatan batin ini terjadi setiap saat. Namun ketika dia mulai menyerah, dia kembali teringat bahwa dia pernah mengatakan kepada majikannya, bahwa dia bukanlah seorang budak, melainkan seorang Merdeka. Kata-kata inilah yang kembali membangkitkan semangatnya. Lalu dia bangkit dan berteriak “ Aku bukan seorang budak “ , “ aku seorang yang merdeka…..” di-ucapkan kata-kata ini dengan sangat keras dan penuh semangat dan dia bangkit dari keterpurukan dan berusaha meneruskan perjalan menuju kotanya. Walaupun banyak rintangan yang harus dilalui.
Singkat cerita Lukas sampai juga ke Mesir, kota tempat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan, walaupun ia sempat putus asa dan kehabisan makanan selama dalam perjalanannya menuju Mesir.
Pertama tama ia menjumpai seorang temannya yang pernah memberikan pinjaman uang kepadanya, dia katakan kepada temannya bahwa ia ingin melunasi semua hutang hutangnya.
Mendengar niat Lukas ini, temanya menyambut baik keinginan Lukas, lalu Lukas diperkenalkan kepada seorang pedagang unta di Mesin. Karena Lukas telah memiliki pengalaman merawat unta, maka ia di terima bekerja pada pedagang unta ini.
Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun Lukas akhirnya di percayai oleh majikannya untuk mengurus usaha ini. Setelah dia memiliki pengalaman yang cukup akhirnya ia berusaha sendiri untuk menjadi pedagang unta.
Selama bekerja pada pedagang unta Lukas tidak lupa untuk selalu mengangsur pinjamannya kepada temannya, dan pada akhirnya ia dapat melunasi seluruh pinjamannya.
Kini Lukas telah benar-benar menjadi orang yang merdeka, dan ia kini menjadi anggota masyarakat di Mesir yang terhormat dan terpandang.
Mungkin sering diantara kita yang mengalami pengalaman yang pahit, penuh dengan hambatan , rintangan dan penderitaan dalam perjalanan menuju impian kita. Dalam kondisi seperti ini apakah anda menyadari bahwa anda mempunyai jiwa sebagai seorang yang sukses atau tidak. Selama anda tidak menyadari dan percaya bahwa anda mampu untuk sukses, sekeras apapun yang anda lakukan, anda akan berjalan di tempat anda sekarang ini.
Mulailah membayangkan siapa diri anda yang sebenarnya menurut keyakinan anda, bayangkan hal-hal yang bisa anda lakukan bila anda tidak memiliki keterbatasan . Bangkit dan berjuanglah dengan tekun dan sabar, teguhkan hati anda. Niscaya suatu saat semua impian ada akan menjadi kenyataan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar