Sabtu, 05 September 2009

Nasib

Pada jaman dahulu di sebuah desa di pinggiran hutan, tinggal seorang kakek yang sudah tua bersama cucu laki-lakinya. Kakek tua ini mempunyai seekor kuda. Dan suatu hari kuda milik sang kakek tua ini lari meninggalkan kandangnya, masuk ke hutan. Mendengar berita bahwa kuda milik sang kakek ini telah lepas dan lari ke hutan, para tetangganya datang mengunjungi sang kakek. Salah satu dari tetangganya ini berkata kepada kakek ini, oh .. malang sekali nasib kakek, tentu kakek sedang di rundung kesialan. Mendengar ucapan ini, sang kakek menjawab : Nasib baik, nasib buruk siapa yang tahu.
Beberapa minggu kemudian, ternyata kuda sang kakek yang lari kehutan kembali dengan beberapa kuda yang lain. Sehingga sekarang sang kakek memiliki beberapa kuda.
Medengar berita kembalinya kuda sang kakek dengan membawa beberapa kuda lain, tetangga sang kakek datang lagi mengunjungi sang kakek.
Wah.. tentu kakek sekarang sedang bernasib baik ya, demikian komentar dari salah seorang tetangganya itu. Sang kakek tua ini pun menjawab : Nasib baik, nasib buruk siapa yang tahu.
Dengan munculnya beberapa kuda yang baru itu, cucu sang kakek tertarik untuk menunggang salah satu kuda itu. Di bawalah salah satu dari beberapa kuda itu menuju ke hutan. Karena kuda ini masih liar, maka ketika cucu sang kakek ini menungganginya , kuda ini lari tanpa dapat di kendalikan sehingga cucu sang kakek terjatuh dan kaki kanannya patah.
Saat mendengar berita cucu sang kakek jatuh dan patah kakinya, para tetangga datang menjenguk. Melihat kondisi yang agak parah yang di alami cucu sang kakek, tetangganya mengatakan kasihan !, sial sekali nasib anak ini. Mendengar omongan ini, sang kakek pun menjawab : Nasib baik, nasib buruk siap yang tahu.
Beberapa bulan kemudian, terjadi perang di negara ini. Tentara negara ini pergi ke desa-desa untuk menemukan pemuda-pemuda yang sehat untuk di rekrut sebagai tentara. Datanglah komandan tentara ke desa sang kakek tinggal. Para pemuda yang sehat di desa ini di wajibkan untuk ikut wajib militer. Saat sang komandan menemui sang kakek dan melihat kondisi cucu sang kakek, komandan ini tidak mengijinkan cucu sang kakek untuk ikut wajib militer.
Karena para pemuda di desa ini mengikti wajib militer, para orang tua mereka merasa sangat sedih. Mendengar cucu sang kakek tidak ikut serta dalam wajib militer. Para tetangga datang kerumah sang kakek. Mereka mengatakan kepada sang kakek bahwa kakek sangat beruntung, tidak seperti kami yang kehilangan anak-anak kesayangan kami. Mendengar omongan para tetangganya ini, sang kakek menjawab : Nasib baik, nasib buruk siapa yang tahu.
Dalam kehidupan ini kita tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi besok. Kalau hari ini kita mengalami peristiwa kurang baik, jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa itu adalah nasib buruk. Masih ada kemungkinan untuk berubah di hari berikutnya. Terimalah apapun pengalaman yang melintas dalam kehidupan anda dengan lapang dada dan tidak memberikan makna apa pun terhadap pengalaman itu. Inilah salah satu kunci kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar