Anda tentu tahu bahwa kondisi jalanan di Jakarta sangat sibuk, macet dan cuacanya sangat panas. Ribuan atau mungkin jutaan kendaraan saling berdesak-desakan di jalaan. Dan apa yang terjadi dalam kondisi seperti ini ? stess, kemarahan, kejengkelan, semuanya bercampur menjadi satu. Para pengguna jalan sudah pasti tidak mau mempedulikan orang lain. Mereka mau dapat jalan lebih dahulu.
Belum lama ini, Saya berada di Jakarta dan naik taksi bersama teman saya, melewati jalan-jalan yang penuh sesak dibawah teriknya matahari. Singkat cerita setelah kami turun dari taksi, teman saya berkata kepada sang sopir, “ Terima kasih untuk tumpangannya. Anda telah melakukan pekerjaan yang hebat dalam mengemudi “.
Sopir taksi tertenggun dan sedikit agak bingung mendengar ucapan ini, memang tidak biasanya para penumpang mengucapkan kata-kata ini, lalu sang sopir menimpali “ apa maksud anda, memuji atau mengejek ! “
Bukan, Bang.., saya tidak mengejek anda, saya mengagumi sikap anda yang tetap tenang dalam situasi jalan yang ramai dan berjubel.
Ooh .., balas sang sopir, dan lalu ia tancap gas meninggalkan kami berdua.
Saya heran dan bertanya kepada teman saya ini, “ apa maksudmu dengan mengucapkan kalimat seperti itu ? “
Teman saya menjawab, Saya hanya berusaha mengembalikan cinta di kota ini. Saya yakin itulah cara yang bisa menyelamatkan kota ini.
Bagaimana mungkin kamu bisa menyelamatkan kota ini hanya dengan mengucapkan kalimat itu. ? tanya saya. Saya yakin saya telah membuat hati sopir itu senang dan bergembira. Betul tidak ?. Bayangkan bila hari ini dia melayani 25 penumpang. Dia akan bersikap manis kepada 25 orang penumpang yang dia layani karena ada seseorang bersikap manis kepadanya. Para penumpang ini pada gilirannya akan bersikap baik kepada karyawan atau penjaga toko atau pelayan restoran atau bahkan keluarganya sendiri. Mereka selanjutnya akan lebih manis kepada orang lain. Akhirnya itikat baik ini akan meluas paling sedikit kepada seribu orang. Nah itu tidak buruk , bukan ?
Tetapi kamu mengandalkan sopir taksi untuk meneruskan itikat baikmu kepada orang lain. Apa itu tidak salah tanya saya lagi.
Saya tidak mengandalkannya, teman saya berkata. Saya menyadari bahwa sistem ini tidak bebas dari kegagalan. Saya mungkin akan bertemu dengan 10 orang yang ber beda-beda hari ini. Seandainya dari 10 orang, saya bisa membuat tiga orang saja merasa bahagia, maka akhirnya secara tidak langsung saya mempengaruhi sikap 3.000 orang lagi. Wo…., suatu ide yang sangat cemerlang , jawab saya.
Para pembaca yang budiman, sebetulnya tersedia banyak cara yang sederhana untuk membagikan rasa kasih sayang dan membuat orang lain bisa bahagia. Kasih sayang yang tulus, bila anda berikan kepada orang lain, akan menyejukkan hati orang yang menerimanya.
Kalau anda memberikan kasih sayang, anda akan mendapatkan kasih sayang.
Belum lama ini, Saya berada di Jakarta dan naik taksi bersama teman saya, melewati jalan-jalan yang penuh sesak dibawah teriknya matahari. Singkat cerita setelah kami turun dari taksi, teman saya berkata kepada sang sopir, “ Terima kasih untuk tumpangannya. Anda telah melakukan pekerjaan yang hebat dalam mengemudi “.
Sopir taksi tertenggun dan sedikit agak bingung mendengar ucapan ini, memang tidak biasanya para penumpang mengucapkan kata-kata ini, lalu sang sopir menimpali “ apa maksud anda, memuji atau mengejek ! “
Bukan, Bang.., saya tidak mengejek anda, saya mengagumi sikap anda yang tetap tenang dalam situasi jalan yang ramai dan berjubel.
Ooh .., balas sang sopir, dan lalu ia tancap gas meninggalkan kami berdua.
Saya heran dan bertanya kepada teman saya ini, “ apa maksudmu dengan mengucapkan kalimat seperti itu ? “
Teman saya menjawab, Saya hanya berusaha mengembalikan cinta di kota ini. Saya yakin itulah cara yang bisa menyelamatkan kota ini.
Bagaimana mungkin kamu bisa menyelamatkan kota ini hanya dengan mengucapkan kalimat itu. ? tanya saya. Saya yakin saya telah membuat hati sopir itu senang dan bergembira. Betul tidak ?. Bayangkan bila hari ini dia melayani 25 penumpang. Dia akan bersikap manis kepada 25 orang penumpang yang dia layani karena ada seseorang bersikap manis kepadanya. Para penumpang ini pada gilirannya akan bersikap baik kepada karyawan atau penjaga toko atau pelayan restoran atau bahkan keluarganya sendiri. Mereka selanjutnya akan lebih manis kepada orang lain. Akhirnya itikat baik ini akan meluas paling sedikit kepada seribu orang. Nah itu tidak buruk , bukan ?
Tetapi kamu mengandalkan sopir taksi untuk meneruskan itikat baikmu kepada orang lain. Apa itu tidak salah tanya saya lagi.
Saya tidak mengandalkannya, teman saya berkata. Saya menyadari bahwa sistem ini tidak bebas dari kegagalan. Saya mungkin akan bertemu dengan 10 orang yang ber beda-beda hari ini. Seandainya dari 10 orang, saya bisa membuat tiga orang saja merasa bahagia, maka akhirnya secara tidak langsung saya mempengaruhi sikap 3.000 orang lagi. Wo…., suatu ide yang sangat cemerlang , jawab saya.
Para pembaca yang budiman, sebetulnya tersedia banyak cara yang sederhana untuk membagikan rasa kasih sayang dan membuat orang lain bisa bahagia. Kasih sayang yang tulus, bila anda berikan kepada orang lain, akan menyejukkan hati orang yang menerimanya.
Kalau anda memberikan kasih sayang, anda akan mendapatkan kasih sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar