Setiap orang yang sukses tentu pernah mengalami kegagalan. Hampir tidak ada orang yang sukses tanpa pernah mengalami ini. Jadi kalau saat ini anda sedang mengalami kegagalan, sebetulnya anda memiliki potensi untuk sukses. Henry Ford pernah mengatakan bahwa Kegagalan adalah kesempatan untuk memulai kembali
dengan lebih cermat. Bila anda gagal, sebetulnya itu merupakan pelajaran yang sangat berharga, gunakan pengalaman ini untuk memperbaiki diri dan kembali bangkit.
Demikian juga Maxwell Maltz., penulis buku Psycho-Cybernetic, berkata : Untuk menjadi sukses satu kali anda harus bersedia gagal 99 kali tanpa menderita kerusakan harga diri. Hampir setiap sukses yang cermelang itu mempunyai bayang bayang panjang kekecewaan, frustrasi dan keterhinaan. Kepribadian sukses menerima segalanya dengan besar hati.
Bagaimana orang memandang Kegagalan
Ada tiga kemungkinan dimana orang sering memandang kegagalan yang di alaminya. Sudut pandang anda akan mempengaruhi sikap dan emosi anda.
1. Merasa sebagai korban.
Anda memandang diri anda sebagai korban dari keadaan, sehingga anda mulai menyalahkan orang lain dan situasi.
Kalau sikap ini yang anda munculkan, tentu perasaan kecewa, putus asa dan marah yang akan mengendalikan diri anda. dan dampaknya anda akan semakin terpuruk. Selain itu sikap ini juga mencerminkan bahwa keyakinan dan rasa percaya diri anda masih sangat lemah.
2. Dengan bekerja lebih keras anda akan berhasil.
Ketika anda mengalami kegagalan, mungkin anda berpikir dengan tetap melakukan hal-hal yang sama seperti sebelumnya, walaupun anda tahu bahwa apa yang dilakukannya itu tidak berhasil. Tetapi anda mempunyai niat yang kuat, dan terus melakukan tindakan yang serupa. Anda mungkin juga berpikir bahwa perlu kerja lebih keras, dan akhirnya akan berhasil pada suatu saat.
Ini sikap yang lebih baik daripada yang pertama diatas, namun sebetulnya apa yang anda lakukan ini tidaklah efektif.
Anda tidak bisa hanya mengandalkan niat dan kerja keras semata, tetapi anda perlu merubah cara melakukan sesuatu yang berbeda, agar hasilnya berbeda.
3. Memandang sebagai umpan balik dan melakukan evaluasi
Anda memandang kegagalan sebagai umpan balik ( feedback ), dan melakukan evaluasi serta menyusun strategi yang baru yang berbeda dengan sebelumnya, lalu mengambil tindakan yang berbeda sesuai dengan strategi yang baru, tentu hasilnya akan berbeda dari sebelumnya.
Setiap tindakan akan selalu memberikan hasil, Kegagalan adalah sebuah hasil yang belum sesuai dengan yang anda inginkan. Jika anda melakukan tindakan yang berbeda tentu akan memberikan hasil yang berbeda pula.
Dari ketiga kemungkinan ini, anda berada di mana ? bila anda merasa menjadi korban, anda sudah jelas sekali melekat pada kegagalan, sehingga anda akan merasa terpuruk dan sulit untuk bangkit.
Bila anda memilih yang kedua, anda akan lebih banyak membuang energi dan waktu, dan hasilnya tidak memadai sesuai yang anda harapkan.
Kalau anda memilih yang ketiga, itulah yang tepat. Anda harus belajar dari setiap kegagalan, karena setiap kegagalan memberikan petujuk sudah sampai dimana anda, apakah sudah dekat dengan keberhasilan atau masih jauh darinya.
Belajar dari Kegagalan Thomas Alfa Edison
Anda tentu mengenal Thomas Edison, dia adalah seorang penemu lampu pijar, menurut yang saya dengar dia telah melakukan 10.000 kali percobaan sebelum penemuannya itu sukses. Dia tidak pernah jera pada kegagalan yang terus dialaminya. Dia semakin berenergi ketika mencoba hal-hal baru dalam percobaannya. Dia selalu memandang Kegagalan sebagai suatu umpan balik, dia pelajari kegagalannya, dan terus merubah tindakan-tindakannya dalam percobaannya.
Coba anda bayangkan, bila dia saat itu tidak bersemangat dan putus asa untuk melakukan percobaan, bagaimana dengan keadaan dunia kita saat ini ?.
Demikianlah anda seharusnya bersikap ketika mengalami kegagalan, jangan takut dan membenci kegagalan, dia sebetulnya guru anda. Jadi, persiapkan diri anda untuk menghadapi kegagalan – siap mental dan batin.
Salam Bahagia dan Sejahtera
dengan lebih cermat. Bila anda gagal, sebetulnya itu merupakan pelajaran yang sangat berharga, gunakan pengalaman ini untuk memperbaiki diri dan kembali bangkit.
Demikian juga Maxwell Maltz., penulis buku Psycho-Cybernetic, berkata : Untuk menjadi sukses satu kali anda harus bersedia gagal 99 kali tanpa menderita kerusakan harga diri. Hampir setiap sukses yang cermelang itu mempunyai bayang bayang panjang kekecewaan, frustrasi dan keterhinaan. Kepribadian sukses menerima segalanya dengan besar hati.
Bagaimana orang memandang Kegagalan
Ada tiga kemungkinan dimana orang sering memandang kegagalan yang di alaminya. Sudut pandang anda akan mempengaruhi sikap dan emosi anda.
1. Merasa sebagai korban.
Anda memandang diri anda sebagai korban dari keadaan, sehingga anda mulai menyalahkan orang lain dan situasi.
Kalau sikap ini yang anda munculkan, tentu perasaan kecewa, putus asa dan marah yang akan mengendalikan diri anda. dan dampaknya anda akan semakin terpuruk. Selain itu sikap ini juga mencerminkan bahwa keyakinan dan rasa percaya diri anda masih sangat lemah.
2. Dengan bekerja lebih keras anda akan berhasil.
Ketika anda mengalami kegagalan, mungkin anda berpikir dengan tetap melakukan hal-hal yang sama seperti sebelumnya, walaupun anda tahu bahwa apa yang dilakukannya itu tidak berhasil. Tetapi anda mempunyai niat yang kuat, dan terus melakukan tindakan yang serupa. Anda mungkin juga berpikir bahwa perlu kerja lebih keras, dan akhirnya akan berhasil pada suatu saat.
Ini sikap yang lebih baik daripada yang pertama diatas, namun sebetulnya apa yang anda lakukan ini tidaklah efektif.
Anda tidak bisa hanya mengandalkan niat dan kerja keras semata, tetapi anda perlu merubah cara melakukan sesuatu yang berbeda, agar hasilnya berbeda.
3. Memandang sebagai umpan balik dan melakukan evaluasi
Anda memandang kegagalan sebagai umpan balik ( feedback ), dan melakukan evaluasi serta menyusun strategi yang baru yang berbeda dengan sebelumnya, lalu mengambil tindakan yang berbeda sesuai dengan strategi yang baru, tentu hasilnya akan berbeda dari sebelumnya.
Setiap tindakan akan selalu memberikan hasil, Kegagalan adalah sebuah hasil yang belum sesuai dengan yang anda inginkan. Jika anda melakukan tindakan yang berbeda tentu akan memberikan hasil yang berbeda pula.
Dari ketiga kemungkinan ini, anda berada di mana ? bila anda merasa menjadi korban, anda sudah jelas sekali melekat pada kegagalan, sehingga anda akan merasa terpuruk dan sulit untuk bangkit.
Bila anda memilih yang kedua, anda akan lebih banyak membuang energi dan waktu, dan hasilnya tidak memadai sesuai yang anda harapkan.
Kalau anda memilih yang ketiga, itulah yang tepat. Anda harus belajar dari setiap kegagalan, karena setiap kegagalan memberikan petujuk sudah sampai dimana anda, apakah sudah dekat dengan keberhasilan atau masih jauh darinya.
Belajar dari Kegagalan Thomas Alfa Edison
Anda tentu mengenal Thomas Edison, dia adalah seorang penemu lampu pijar, menurut yang saya dengar dia telah melakukan 10.000 kali percobaan sebelum penemuannya itu sukses. Dia tidak pernah jera pada kegagalan yang terus dialaminya. Dia semakin berenergi ketika mencoba hal-hal baru dalam percobaannya. Dia selalu memandang Kegagalan sebagai suatu umpan balik, dia pelajari kegagalannya, dan terus merubah tindakan-tindakannya dalam percobaannya.
Coba anda bayangkan, bila dia saat itu tidak bersemangat dan putus asa untuk melakukan percobaan, bagaimana dengan keadaan dunia kita saat ini ?.
Demikianlah anda seharusnya bersikap ketika mengalami kegagalan, jangan takut dan membenci kegagalan, dia sebetulnya guru anda. Jadi, persiapkan diri anda untuk menghadapi kegagalan – siap mental dan batin.
Salam Bahagia dan Sejahtera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar