Mungkin beberapa orang menilai negatif terhadap diri kita, lalu kita terpengaruh dengan penilaian tersebut dan ikut menilai negatif terhadap diri kita sendiri. Selanjutnya kita lebih sering memikirkan ketidak-baikan yang ada di dalam diri kita, karena kita sering memikirkan ketidak-baikan atau kekurangan yang ada pada diri kita sendiri, kita menjadi kurang percaya diri, kecewa dan merasa tidak puas. Lalu kita berubah menjadi orang yang suka takut, cemas dan bahkan suka melampiaskan kekecewaan dan ketidak-puasan itu kepada orang lain dengan cara marah. Kemarahan ini sebetulnya akibat dari rasa sensisitif kita terhadap ketidak-mampuan kita.
Tidak ada yang salah dengan diri kita
Mengapa kita suka menilai negatif pada diri sendiri dan apa yang mendasari penilaian ini ?
Karena ketidak-tahuan kita tentang diri kita, kita cenderung menerima apa yang di katakan oleh orang lain, kita merasa omogan atau penilaian orang lain itu benar. Mungkin cara kita berpikir, berucap atau bertindak itu sangat berbeda dengan orang lain, maka orang lain akan menilai perbedaan itu sebagai kekeliruan atau kekurangan kita. Tetapi tidaklah demikian adanya. Kita sendiri juga sering merasa takut dengan ucapan seperti ini : “ apa kata orang nantinya “, ini artinya kita takut di nilai negatif oleh orang lain. Dan ketakutan inilah yang membuat kita berprilaku tidak sesuai dengan diri kita sendiri, cenderung di buat-buat untuk menyenangkan orang lain, atau agar bisa di terima oleh orang lain.
Kalau kita mau melihat diri kita secara lebih mendalam, kita akan mengetahui seperti apa diri kita yang sesungguhnya. Tetapi jarang kita mau melihat ke dalam, kita lebih suka melihat keluar.
Tidak ada yang salah tentang diri kita, kecuali cara kita memandang diri sendiri, Tuhan telah menciptakan kita sempurna adanya, dengan di lengkapi berbagai hal yang kita butuhkan untuk menjadi orang yang baik.
Kebenaran Diri Sendiri
Tuhan tidak pernah menciptakan manusia sebagai produk yang gagal, Tuhan menciptakan manusia sama dan serupa dengan Citra-Nya, oleh karena itu di dalam diri kita tersedia berbagai kebaikan yang melimpah. Selain itu Tuhan menciptakan manusia tidak serupa satu dengan yang lainnya, tiap manusia punya perbedaan dan keunikannya masing-masing. Coba kita perhatikan bila di dalam sebuah keranjang buah kentang, tentu tidak ada kentang yang mirip dan sama semuanya, selalu ada perbedaan ukuran, bentuk dan rupanya. Jadi, janganlah kecewa bila ternyata kita ada sedikit perbedaan dengan orang lain.
Untuk mengenali kebenaran ini, masuklah ke dalam diri kita, jelajahi kedalaman hati dan pikiran kita, disitu kita akan menemukan siapa diri kita yang sebenarnya. Berbagai potensi bisa kita temukan di dalam diri kita. Dan bila kita telah menemukan potensi terbaik diri kita, upayakan untuk mengekspresikan keluar sebagai ungkapan siapa diri anda.
Kebebasan dan Kebahagiaan.
Ketika kita menemukan potensi terbesar yang ada di dalam diri sendiri, kita akan berubah menjadi lebih percaya diri dan bersemangat. Disini kita tidak lagi merasa ketakutan, kita akan merasa lebih bebas.
Kebahagiaan muncul saat kita menemukan potensi diri dan bekerja sesuai dengan potensi yang kita miliki ini.
Apa yang kita kerjakan sesuai dengan potensi yang kita miliki, akan memberikan rasa percaya diri, semangat dan ketekunan, dan pada akhirnya segala upaya pengungkapan keluar akan membuahkan hasil yang memuaskan.
Melihat kedalam dalah cara untuk menemukan kebaikan, potensi dan kemampuan yang kita miliki, dengan begitu kita akan bepikir positif terhadap diri sendiri. Sebelum kita menemukan potensi diri, kita akan cenderung berpikir negatif pada diri sendiri, yang mana membuat kita menjadi kurang bahagia, tidak puas dan kecewa.
Jika kita sudah mampu untuk berpikir positif terhadap diri kita sendiri, maka kita akan lebih mudah berpikiran positif pada hal-hal yang lain, jika tidak, kita sulit berpikiran positif.
thanks pak..
BalasHapusTerimakasih informasinya. Membantu saya banyak tahu.
Belajar psikologi yuk.
- Belajar, Cara, Penjelasan, dan Pengertian Berfikir Postif
- Belajar dan Memahami Tentang Kebermaknaan Hidup (Ilmiah-Psikologi)