Jumat, 24 Desember 2010

Pemimpin Yang Benar


Sebagai seorang pemimpin adalah suatu peran, dan setiap peran selalu mengandung tanggung jawab. Sebagai pemimpin kita bertanggung jawab kepada para pengikut ( karyawan ) kita.
Sebagai seorang pemimpin, kita harus melayani, bukan untuk dilayani. Bila kita menuntut pelayanan dari orang lain, khususnya dari para pengikut kita, ini merupakan tindakan yang kurang tepat. Kita tidak akan dapat memimpin dengan efektif, kita tidak lagi di segani dan di hormati, sebaliknya kita akan di hindari dan di tinggalkan oleh para pengikut kita.
Bila anda ingin menjadi pemimpin yang sukses dalam dunia bisnis atau dalam organisasi apa pun, anda harus mengenali prinsip sebagai seorang pemimpin, mempelajari dan sekaligus mempraktekkan. Prinsip-prinsip ini sangat sederhana tetapi mampu untuk membangkitkan motivasi dan loyalitas pengikut kita.

1.      Memberi bukan hanya dalam bentuk uang

Bila anda dapat menolong para pengikut atau karyawan anda mencapai cita-cita mereka, maka mereka akan menolong anda untuk mencapai cita-cita anda.
Sebagai karyawan, mereka tentu mengharapkan gaji sebagai pendapatan yang bisa menghidupi keluarganya. Tetapi sebagai pribadi mereka juga mempunyai sasaran-sasaran dalam hidupnya. Kalau kita bisa mendukung sampai tercapainya sasaran hidup mereka, maka mereka akan loyal kepada pemimpinnya.

Seorang pemilik toko pakaian pernah bertanya kepada karyawannya, apa yang kamu harapkan dalam hidupmu ? secara spontan karyawan itu menjawab, saya ingin memiliki toko pakaian sendiri.
Mendengar jawaban dari karyawan ini, si pemilik toko mulai berpikir. Suatu hari si pemilik toko kembali memanggil karyawan tersebut dan menawarkan diri untuk membukakan toko sendiri untuk karyawan ini dengan perjanjian bahwa dia sebagai pemodal 50 % , dia akan di beri pinjaman dan harus di angsur sedangkan sisanya 50 % adalah saham pemilik toko yang menjadi bosnya itu. Toko ini benar-benar di buka, dan kini menjadi toko yang cukup ramai dan menguntungkan.
Di sini si pemilik toko itu mampu memberikan jalan kepada karyawannya untuk mewujudkan mimpi hidupnya. Dengan melakukan ini, kedua belah pihak saling di untungkan.

2.      Memberi Perhatian

Perhatian merupakan ungkapan kasih, bila anda memberikan perhatian yang tulus kepada karyawan, tentu mereka akan senang dan menjadi loyal kepada anda.

Seorang pengusaha ayam goreng di Jawa Timur, sangat perhatian sekali dengan karyawannya. Kebetulan salah satu tukang masaknya berasal dari sumatera selatan. Sewaktu lebaran tukang masak ini akan mudik ke kampung halamannya. Dengan ke-ikhlasn nya si pengusaha ini membelikan tiket pesawat terbang pulang pergi surabaya-Palembang untuk dia beserta istrinya. Ini telah di lakukannya selama beberapa tahun ini. Dan apa keuntungan bagi si pengusaha ini, karyawan tersebut semakin loyal dan semakin bersemangat dan bekerja jauh lebih baik dan lebih bertanggung jawab.

Dengan memperlakukan para pengikut / karyawan seperti anda sendiri ingin di perlakukan, maka semuanya menang.

3.      Memberi Penghargaan

Kita tidak mungkin bisa mengerjakan semua pekerjaan sendirian, kita tetap membutuhkan orang lain untuk membatu pekerjaan kita. Ketika kita merekrut orang yang cakap, berbakat dan kreatif, kita mempunyai potensi yang tidak terbatas, dan produktifitas perusahaan akan berkembang cepat.
Kita harus membiarkan mereka tahu bahwa kita menghargai, membutuhkan, dan menghormati mereka. Bila kita memberikan penghargaan yang pantas untuk mereka terima, mereka akan menjadi lebih peraya diri, kreatif, penuh pengertian, memberi dan menguntungkan perusahaan.

Secara emosional setiap orang juga ingin mendapatkan pengakuan dan penghargaan. Kita harus mampu mengisi kebutuhan ini dengan melakukan hal-hal yang kecil terlebih dahulu seperti pujian saat prestasi mereka sangat baik, kemudian di tingkatkan seperti pemberian promosi jabatan.

Sebagai pemimpin kita harus benar-benar memiliki sikap sebagai seorang pemimpin yang benar, dimana menghargai karyawan harus selalu kita lakukan, karena ini dapat meningkatkan motivasi kerja serta loyalitas karyawan.

Seorang pengusaha yang bijak selalu berkata kepada karyawannya “ anda bukan bekerja untuk saya, melainkan bersama saya “.

4.      Layak di percaya

Bila kita dapat di percaya, karyawan kita akan memperayai kita, tetapi bila kita mementingkan diri sendiri – egois, pelit dan tidak menepati janji, mereka akan mengetahuinya. Dan dalam jangka waktu tertentu, itu akan mengikis kepercayaannya.
Menghancurkan harapan karyawan sama saja dengan merusak kepercayaan dan sukses jangka panjang kita sendiri.

Layak di percaya berarti juga mendengarkan karyawan kita. Saya pernah mendengar sebuah cerita tentang seorang karyawan laki-laki yang mempunyai sebuah proposal yang sangat menghemat biaya. Ketika ia menyamapikan gagasannya kepada supervisornya, ia menerima jawaban yang ketus “ kami tidak menggaji anda untuk berpikir; kami menggaji anda untuk bekerja”. Si karyawan ini lalu kecewa dan melupakan gagasan itu. Dia tidak bersemangat lagi. Kemudian atasan dari sang supervisor ini ( manager ) melihat dia sewaktu bekerja yang tanpa gairah itu, lalu memanggilnya dan bertanya mengapa kamu kelihatan kurang gairah ?  kemudian si karyawan ini menceriterakan tentang gagasan ini pada manajer tersebut. Di ketahuilah bahwa karyawan ini mempunyai ide yang sangat bagus. Kemudian oleh sang manajer mulai di aplikasikan dalam organisasinya. Setelah di aplikasikan rupanya gagasan ini benar-benar dapat menghemat biaya miliaran rupiah pada tahun pertama saja. Cerita ini di sampaikan oleh Paul J.Meyer, pada bukunya 24 kunci sukses.

Layak di percaya juga berarti membantu memenuhi kebutuhan pribadi karyawan. Bila terjadi kemalangan atau musibah yang menimpa karyawan, ini akan mempengaruhi pekerjaan di perusahaan. Oleh karena itu kita harus peduli untuk memberikan bantuan yang di butuhkannya.
Bantuan-bantuan semacam ini tentu meringankan beban yang harus di tanggung karyawan, tetapi jauh melampui itu, karyawan menjadi percaya bahwa perusahaan peduli dengan dirinya.

5.      Memberi Pengarahan

Setiap orang yang berkumpul di dalam suatu perusahaan atau organisasi tentu memiliki pemikirannya masing-masing. Bisa saja pemikiran mereka bertentangan dengan tujuan perusahaan, bisa saja pemikiran mereka menimbulkan perilaku yang merugikan perusahaan. Ini semua harus kita atasi dengan mengumpulkan mereka dan memberi pengarahan yang benar. Pengarahan ini bertujuan untuk menyatukan visi, menyatukan tindakan dan membangun team work yang solid.
Sebagai seorang pemimpin kita tidak boleh memecah belah orang-orang yang ada di dalam organisasi itu, apalagi bertujuan untuk mencari keuntungan diri sendiri. Ini adalah sikap mental yang perlu di hindari, karena secara jangka panjang organisasi atau perusahan akan mengalami kemunduran.

Saya pernah melihat ada seorang pemimpin yang suka menempatkan mata-mata pada setiap kantor cabangnya dengan tujuan untuk memata-matai pemimpin cabang dan karyawan yang ada di cabang itu. Tindakan ini akhirnya mengganggu hubungan baik antara si pemimpin itu dengan pemimpin cabangnya.

Sudah menjadi tugas seorang pemimpin untuk memberikan pengarahan kepada para pengikut dan karyawanya, namun pengarahan yang di berikan seharusnya adalah hal-hal yang benar, bukan untuk kepentingan pribadi yang sempit.

6.      Memberi Pelatihan

Nasihat, pengarahan dan pelatihan adalah hal yang serius yang perlu di lakukan oleh seorang pemimpin. Dengan memberikan pelatihan, karyawan itu akan memiliki keterampilan yang lebih baik sehingga mampu bekerja lebih baik. Bila karyawan telah mampu bekerja lebih baik, tentu kinerjanya akan lebih baik, dan perusahaan akan memperoleh keuntungan juga dari sini.

Sewaktu saya masih sebagai pemimpin cabang sebuah bank swasta, saya senantiasa memberikan in house training kepada para karyawan saya, di cabang manapun saya di tempatkan. Saya memberikan training mulai dari pelayanan, pengetahuan produk, pemasaran, lalulintas devisa, operasi perbankan, perkreditan dan yang lainnya. Dengan training yang saya berikan ini para karyawan semakin mandiri dan bisa bekerja sendiri tanpa tergantung kepada saya. Bahkan mereka semakin kreatif dalam melayani para nasabah.
Lalu apa keuntungan buat saya ? pekerjaan saya semakin ringan, saya bisa mempunyai banyak waktu untuk mengembangkan cabang, dan menjalin hubungan dengan nasabah.

Pelatihan tidak harus di kantor sendiri, kita bisa mengirim karyawan kita belajar pada lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai dengan tuntutan pekerjaannya. Sewaktu saya menjabat sebagai Dirut BPR, beberapa kali saya mengirim karyawan saya untuk mengikuti training tentang perbankan, motivasi dan lain-lain.

Janganlah kita memandang pelatihan ini dari segi biaya saja, tetapi anggaplah itu sebagai suatu investasi, dan suatu saat pasti akan kembali.
Ingatlah : mempunyai karyawan yang tidak terlatih adalah kesalahan pemimpinnya. Para karyawan yang terlatih dengan baik selalu menjadi satu aset terbesar pemimpin mereka.

7.      Harga Diri

Kebanyakan pemimpin lebih berpusat pada apa yang dapat mereka ( karyawan ) lakukan dan bukan pada orang-orang yang bekerja untuk mereka. Yang pertama berfokuslah pada karyawan, dan selanjutnya berfokus pada hasil kerja mereka.
Bila anda meninggikan orang lain, maka anda akan di tinggikan juga. Sebapai pemimpin, kita harus mampu membangkitkan harga diri seseorang, sebab bila seseorang merasa harga dirinya di tinggikan, dia akan menghormati kita, dan di dalam pekerjaannya dia akan bekerja lebih bersemangat dan produktif.

Sewaktu saya menjabat sebagai Dirut BPR, saya mengirim karyawan saya mengikuti seminar motivasi, peserta seminar ini di bagi menjadi dua, satu bagian adalah peserta kategori VIP dan sisanya adalah peserta biasa. Saya sengaja membelikan tiket VIP untuk seminar ini. Saya ingin harga diri mereka meningkat. Hasilnya mereka semakin semangat dan loyal pada perusahaan.

           
Pembaca yang budiman, demikianlah prinsip-prinsip yang benar, bila kita ingin menjadi pemimpin adalah bijaksana bila kita mengaplikasikan prinsip-prinsip ini.
Kita harus sadar bahwa “ Pengikut atau karyawan harus di layani, karena ini adalah hal yang benar yang harus di lakukan “. Hukum cinta kasih mengatakan bila kita memberi, maka kita akan menerima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar