Mengapa banyak orang berprestasi sangat rendah atau tidak maksimal ? karena mereka tidak tahu tujuan hidupnya atau tidak memiliki tujuan sama sekali. Mereka memiliki suatu tujuan, tetapi tidak benar-benar percaya atau yakin pada tujuan itu. Selain itu komitmen dan integritasnya rendah. Dari sinilah awal dari ketidak-disiplinan. Orang tidak mungkin mendisiplinkan dirinya sendiri, kalau dia tidak tahu untuk alasan apa dia harus disiplin.
Kebiasaan buruk tidak membutuhkan disiplin, tetapi kebiasaan baik yang kita inginkan membutuhkan disiplin.
Pada bukunya Change Your Thinking, Change Your Life, seorang motivator, Brian Tracy mengatakan : “ Kebiasaan baik sulit untuk dipelajari, namun mempermudah dalam kehidupan ; Kebiasaan buruk mudah untuk dipelajari, namun mempersulit dalam kehidupan “.
Disiplin adalah suatu kebiasaan untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Disiplin adalah latihan yang menghasilkan pola perilaku yang di inginkan, kebiasaan yang di harapkan, dan sikap yang membawa pada keberhasilan dalam kehidupan. Sesungguhnya, disiplin adalah suatu yang kita butuhkan untuk untuk sampai kepada tujuan.
Pada bukunya yang berjudul 24 kunci sukses, Paul J. Meyer mengatakan : disiplin adalah suatu keharusan yang pantas kita miliki dalam kehidupan kita, sebab : “ Jika kamu tidak memiliki disiplin, kamu tidak akan memiliki apa-apa ! “.
Bila kita berdisiplin dalam menjalankan rencana-rencana kita, maka rencana itu pasti dapat terwujud. Bila tidak, rencana itu pasti gagal.
Yang di butuhkan untuk disiplin :
1. Nilai
Apa yang penting buat diri kita, itulah yang akan kita lakukan. Kalau kita menganggap kesehatan itu penting, maka dengan senang hati kita akan mealakukan olahraga secara teratur. Kalau kita menganggap kuliah itu penting, maka kita akan berusaha mendisiplinkan diri untuk belajar secara teratur. Apa yang penting buat diri sendiri tentu akan memberi dorongan untuk mendisiplinkan diri, agar sasaran itu dapat tercapai.
Kalau kita tidak tahu apa yang penting buat diri sendiri, tentunya disiplin itu tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu kita harus mengenali apa saya yang bernilai buat diri kita, dengan mengenali nilai-nilai diri sendiri, tentu akan mendorong disiplin diri.
2. Sasaran
Setiap orang tentu mempunyai impian dan sasaran, dan juga memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan yang mungkin di hadapinya.
Bila sasaran ini sangat jelas, realistik , spesifik dan di percayai, tentu kita akan berupaya dengan segenap hati untuk mendisiplinkan diri agar sasaran itu benar-benar dapat terwujud.
Bret Miller ingin menjadi dokter. Walaupun ia berasal dari keluarga miskin dan tidak dapat membayar uang kuliah, ia tidak mau melepaskan impiannya dan mengejarnya dengan segala daya dan upaya. Dia mengusahakan apa yang diperlukan untuk bisa sekolah, untuk tetap bersekolah, dan untuk lulus dari sekolah. Dengan memikul tanggung jawab pribadi dia berkata, “ saya punya satu impian yang akan menjadi kenyataan bila saya melakukan bagian saya untuk mencapainya “. Dan pada akhirnya Dia menjadi dokter bedah ortopedi yang sukses. Kisah ini di di ceriterakan oleh Paul J. Meyer., pendiri Success Motivation Institute.
Demikian juga, bila kita mempunyai suatu sasaran yang layak untuk di perjuangkan, tentu kita akan berusaha mendisiplinkan diri hingga sasaran itu tercapai.
3. Prioritas
Sasaran harus di realisasikan agar terwujud, sedangkan tindakan yang akan membuat sasaran itu tercapai, namun kita harus menetapkan prioritas yang jelas dalam setiap tindakan kita, karena tindakan yang benar akan melahirkan hasil yang benar.
Dengan melakukan tindakan yang benar yang di landasi dengan alasan yang benar, kita akan mampu mempertahankan disiplin sehingga bisa mencapai sasaran itu.
4. Ketekunan
Disiplin perlu di dampingi dengan ketekunan. Karena Ketekunan yang akan membuat kita mampu untuk mencapai prestasi yang besar. Ketekunan ini pula yang membuat kita mampu mempertahankan disiplin. Ingatlah : kita dapat melakukan apa saja dan menjadi apa saja, bila kita tekun melakukannya.
Thomas Edison, ketika masih duduk di bangku sekolah dasar dinyatakan sebagai anak yang bodoh dan di keluarkan dari sekolah tempat dia belajar. Namun dengan ketekunan dan disiplin dalam melakukan percobaan-percobaan yang di inginkan, dia berhasil menemukan sebuah bolam lampu dan menjadi penemu besar pada jaman itu.
5. Dorongan hati
Kita harus memperhatikan diri anda sendiri, mengenali dorongan hati yang muncul setiap saat. Dorongan hati ini mampu membuat diri anda termotivasi. Motivasi yang kuat untuk mengejar impian dengan sendirinya akan mendisiplinkan diri.
Ingatlah : kita akan menuai apa yang kita tabur. Hasil yang baik tidak datang begitu saja. Bila kita menabur disiplin, akan menuai keberhasilan dalam hidup.
Pembaca yang budiman, kita tidak akan menemukan disiplin, demikian juta kita tidak bisa mengadopsi disiplin dari orang lain. Yang pasti disiplin itu harus kita ciptakan sendiri, di upayakan dan di latih secara berkesinambungan. Bila kita memahami uraian diatas dan melaksanakan dalam aktivitas sehari-hari, maka kita akan menuai hasil sesuai yang di harapkan.
Bila disiplin sudah masuk ke dalam sistem kita, itu akan menjadi bagian yang alami dari semua yang kita lakukan.
Untuk sukses dalam hidup ini, tidak bisa di tawar lagi, kita harus mendisiplinkan diri untuk melakukan tindakan – tindakan yang benar, sehingga menghasilkan buah-buah yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar