Punya uang banyak memang menyenangkan, dan tentunya anda bisa membeli apa saja yang anda inginkan, anda bisa bersenang-senang dan juga anda pun bisa melancong keliling dunia, tetapi apakah uang bisa untuk membeli kebahagiaan ?.
Kebahagiaan bukanlah kesenangan !. Kebahagiaan adalah kedamaian pikiran dan ketenangan batin yang muncul dari dalam diri seseorang ketika orang itu melepaskan hawa nafsunya. Jadi sekali lagi kesenangan bukanlah kebahagiaan. Kesenangan hanyalah pemenuhan keinginan yang muncul dari nafsu. Pikiran ( pikiran pelaku ) bekerja melalui panca indera, ketika panca indera mendapatkan pemenuhan, itulah kepuasan nafsu. Bukan kebahagiaan.
Kita memang perlu untuk mengenali lebih jauh apa yang menjadi perbedaan antara kesenangan dan kebahagiaan, dengan mengetahui perbedaan ini, barulah kita bisa memilih mana yang sesungguhnya kita ingikan. Kesenangan atau kebahagiaan yang sejati.
Kalau kita membiarkan pikiran-pikiran kita liar dan tidak terkendali, maka akan muncul banyak keinginan yang aneh dan tidak realistik, sehingga kita akan di kuasai oleh keinginan-keinginan ini, dimana ini lah sebetulnya sumber dari ketidak-bahagiaan.
Mengapa ada orang yang keuangannya tercukupi bahkan kelebihan, namun bisa merasa ketakutan, cemas, gelisah , kesepian dan hampa ? ya karena mereka salah memilih sasaran, dimana mereka mengejar kesenangan dari uang yang dimilkinya, bukan kedamaian dan ketenangan .
Bila seseorang menetapkan sasaran hidupnya adalah uang, dan mengatakan kepada dirinya bahwa uang adalah segala-galanya, uang lebih penting dari yang lain. Maka mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan - uang, tetapi mereka tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaannya.
Mengapa demikian ? hukum pikiran mengatakan bahwa apa yang anda pikirkan cenderung terjadi. Jika anda berfokus pada uang, maka itu akan terjadi bagi anda. tetapi anda tentu tahu bahwa anda tidak akan bisa memetik buah apel, jika anda menanam pohon jeruk, bukan ?
Dalam menjalani hidup ini, sebaiknya menjaga keseimbangan antara uang dan kebahagiaan. Uang di butuhkan untuk menunjang kehidupan kita dimana kita bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan kita dan keluarga. Dengan begitu kita bisa hidup layak. Namun janganlah mengabaikan kebahagiaan. Karena kebahagiaan jauh lebih penting ketimbang uang.
Kebahagiaan adalah api pembangkit semangat dan gairah hidup, selain itu juga sebagai sumber munculnya inspirasi, ide dan gagasan kreatif yang anda butuhkan untuk bekerja. Orang yang bahagia adalah orang yang memiliki kecukupan hati, dimana dia tidak lagi membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Inilah orang yang bisa menerima dan mencintai dirinya sendiri. Bila anda bahagia anda bisa berbagi dengan orang lain, anda bisa menjadi saluran bagi berkat Tuhan untuk orang-orang di sekitar anda; dan dengan bahagia anda akan bisa bekerja lebih baik dan menghasilkan uang lebih banyak.
Bila anda bisa – saya percaya anda pasti bisa - menyeimbangan antara uang dan kebahagiaan ini, bila kehidupan anda seimbang, maka anda akan hidup lebih bermakna, lebih bergairah, lebih memuaskan dan jauh lebih membahagiakan.
Berbahagialah orang-orang yang memiliki kehidupan yang seimbang.
Kebahagiaan bukanlah kesenangan !. Kebahagiaan adalah kedamaian pikiran dan ketenangan batin yang muncul dari dalam diri seseorang ketika orang itu melepaskan hawa nafsunya. Jadi sekali lagi kesenangan bukanlah kebahagiaan. Kesenangan hanyalah pemenuhan keinginan yang muncul dari nafsu. Pikiran ( pikiran pelaku ) bekerja melalui panca indera, ketika panca indera mendapatkan pemenuhan, itulah kepuasan nafsu. Bukan kebahagiaan.
Kita memang perlu untuk mengenali lebih jauh apa yang menjadi perbedaan antara kesenangan dan kebahagiaan, dengan mengetahui perbedaan ini, barulah kita bisa memilih mana yang sesungguhnya kita ingikan. Kesenangan atau kebahagiaan yang sejati.
Kalau kita membiarkan pikiran-pikiran kita liar dan tidak terkendali, maka akan muncul banyak keinginan yang aneh dan tidak realistik, sehingga kita akan di kuasai oleh keinginan-keinginan ini, dimana ini lah sebetulnya sumber dari ketidak-bahagiaan.
Mengapa ada orang yang keuangannya tercukupi bahkan kelebihan, namun bisa merasa ketakutan, cemas, gelisah , kesepian dan hampa ? ya karena mereka salah memilih sasaran, dimana mereka mengejar kesenangan dari uang yang dimilkinya, bukan kedamaian dan ketenangan .
Bila seseorang menetapkan sasaran hidupnya adalah uang, dan mengatakan kepada dirinya bahwa uang adalah segala-galanya, uang lebih penting dari yang lain. Maka mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan - uang, tetapi mereka tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaannya.
Mengapa demikian ? hukum pikiran mengatakan bahwa apa yang anda pikirkan cenderung terjadi. Jika anda berfokus pada uang, maka itu akan terjadi bagi anda. tetapi anda tentu tahu bahwa anda tidak akan bisa memetik buah apel, jika anda menanam pohon jeruk, bukan ?
Dalam menjalani hidup ini, sebaiknya menjaga keseimbangan antara uang dan kebahagiaan. Uang di butuhkan untuk menunjang kehidupan kita dimana kita bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan kita dan keluarga. Dengan begitu kita bisa hidup layak. Namun janganlah mengabaikan kebahagiaan. Karena kebahagiaan jauh lebih penting ketimbang uang.
Kebahagiaan adalah api pembangkit semangat dan gairah hidup, selain itu juga sebagai sumber munculnya inspirasi, ide dan gagasan kreatif yang anda butuhkan untuk bekerja. Orang yang bahagia adalah orang yang memiliki kecukupan hati, dimana dia tidak lagi membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Inilah orang yang bisa menerima dan mencintai dirinya sendiri. Bila anda bahagia anda bisa berbagi dengan orang lain, anda bisa menjadi saluran bagi berkat Tuhan untuk orang-orang di sekitar anda; dan dengan bahagia anda akan bisa bekerja lebih baik dan menghasilkan uang lebih banyak.
Bila anda bisa – saya percaya anda pasti bisa - menyeimbangan antara uang dan kebahagiaan ini, bila kehidupan anda seimbang, maka anda akan hidup lebih bermakna, lebih bergairah, lebih memuaskan dan jauh lebih membahagiakan.
Berbahagialah orang-orang yang memiliki kehidupan yang seimbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar