Pencuri kebahagiaan anda adalah Krititus di dalam diri sendiri. Kritikus ini yang sesungguhnya merampas kebahagiaan, penerimaan diri, harga diri, dan kedamaian pikiran, dimana kritikus ini jauh lebih bepengaruh daripada kritikus mana pun yang pernah kita jumpai di sekeliling kita.
Dengan muncul kritikan ini, anda akan merasa kecewa pada diri sendiri dan tidak puas karenanya. Sebagai akibatnya bisa timbul berbagai masalah, misalkan anda akan melampiaskan kekecewaan anda kepada orang lain seperti kecemburuan, kebencian dan kemarahan. Selain itu dampak yang berbahaya adalah tindakan destruktif pada diri sendiri, misalkan mencari pelarian pada dunia malam hingga ke tingkat sabotase diri sendiri.
Oleh karena itu, Kritikus ini lebih kejam dari siapa pun, dia mampu melumpuhkan diri anda hingga terpuruk.
Mengapa kritikan-kritikan ini muncul ? sebab anda tidak menjadi diri anda sendiri dengan kata lain, anda belum bisa menerima keberadaan diri anda sendiri.
Mengutip tulisan Maxwell Maltz dalam bukunya Psycho-Cybernetic yang mengetengahkan pendapat Dr. Mary-Elaine Jacobsen, menurutnya : “ Diri yang semu itu musuh yang kuat. Musuh yang menghalangi kita dari diri sejati kita dan menjauhkan kita dari sesama “.
Maksudnya diri yang semu itu bukanlah jati diri kita, biasanya orang suka untuk meniru orang lain dan menjadi seperti orang lain, bukan dirinya sendiri. Keinginan ini muncul berawal dari ketidak-sadaran diri. Inilah sumber munculnya kritikan-kritikan dari dalam diri.
Ketika anda tidak menjadi diri anda sendiri, tentu tidak ada penerimaan diri secara ikhlas, dan dampaknya orang yang memiliki jati diri semu biasanya akan berusaha untuk mengalahkan orang lain untuk menunjukan kepada publik bahwa dirinya superior. Anda akan dengan mati-matian berupaya untuk menang di antara orang lain. Anda akan berusaha tampil lebih cantik dari pada orang lain. Anda akan melakukan sesuatu untuk menunjukkan bahwa diri anda hebat. Anda akan berupaya untuk mencari perhatian publik. Anda akan berusaha untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Kecenderungan lain yang bisa muncul bila jati diri itu semu adalah kesukaan untuk membanding-bandingkan diri dan pamer.
Disini sebetulnya anda menciptakan musuh-musuh anda sendiri. Musuh yang ada di dalam diri akan berubah menjadi musuh anda di luar, oleh karena itu anda cenderung untuk berupaya mengalahkan orang lain. Namun ketika tidak ada musuh di dalam diri kita, semakin sedikit musuh di luar diri kita.
Untuk mengalahkan kritikus yang jahat ini anda hanya perlu untuk menerima diri sendiri apa adanya, caranya cukup sederhana tetapi anda harus rela untuk meluangkan waktu demi ini :
1. Eksplorasi Diri
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. – Matius 7 : 7
Cari dan temukan siapa diri anda yang sebenarnya, kalau anda serius untuk mencari di dalam diri anda, suatu saat anda akan menemukan; disini anda harus bersedia menelanjangi diri sendiri untuk melihat secara jelas siapa diri anda. lihatlah semua kelebihan dan kebaikan yang ada pada diri anda, kemudian lihatlah semua kekurangan, kekeliruan, kesalahan, kebodohan dan kelemahan yang ada pada diri anda.
Lihatlah semua ini tanpa opini pribadi atau asumsi pribadi, cukup melihat sebagaimana adanya siapa anda itu.
Dengan melihat semua ini, anda akan menemukan kesadaran baru bahwa sebenarnya masih banyak kebaikan yang ada di dalam diri anda daripada keburukan anda.
2. Penerimaan Diri
Setelah anda menemukan kesadaran baru diatas. Terimalah diri anda apa adanya terutama kekurangan-kekurangan anda.
Akui kesalahan, kekeliruan, kebodohan, kekurangan yang ada pada diri anda, dengan mengakui semua ini anda akan mulai bisa menerima diri anda.
Lalu maafkan diri anda atas kekeliruan, kesalahan, kebodohan yang pernah anda perbuat dan lupakan semua itu.
Ingatlah bahwa anda bukanlah kesalahan-kesalahan anda, setiap kesalahan itu bisa diperbaiki. Lebih baik berpikir pada solusi perbaikan kesalahan daripada berpikir kenapa kita berbuat salah. Selain itu tidak ada seorang manusia yang 100 % sempurna, oleh karena itu kita perlu memperbaiki diri atas kesalahan-kesalahan yang pernah di perbuat untuk mencapai kesempurnaan, daripada berupaya menjaga image bahwa anda adalah orang yang sempurna, tindakan ini sia-sia.
Ketika anda bisa menerima diri anda sendiri, anda akan merasa puas dengan keberadaan diri anda. lalu anda tidak akan lagi berminat untuk mengalahkan siapa pun.
3. Hidup sesuai Diri Sendiri
Hiduplah sesuai dengan talenta yang anda miliki. Susun kembali sasaran-sasaran anda yang di sesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri anda. Dan kejarlah sasaran pribadi anda itu.
Bila anda sudah tahu siapa diri anda, dan menerimanya dengan segenap hati, maka saat anda mengejar sasaran pribadi anda, tidak ada orang yang bisa menggoyahkan diri anda. Anda akan bertekun dan sabar hingga sasaran itu tercapai.
Kunci terpenting untuk mengalahkan self-critic tidak ada jalan lain kecuali kesediaan menerima diri sendiri secara ikhlas dan sepenuh hati. Menemukan jati diri sejati kita sendiri. Dengan menghilangnya kritikus itu, kita akan hidup bebas, bahagia dan damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar