Tidak ada orang yang 100 % terus mengalami perasaan baik atau positif sepanjang hari, demikian juga tidak ada yang 100 % terus menerus merasakan perasaan negatif. Campuran diantara keduanya itulah yang sering terjadi.
Perasaan negatif itu tidaklah buruk, dia hadir dengan maksud baik untuk memberikan sinyal – tanda peringatan – kepada anda. Ketika perasaan negatif itu hadir sesungguhnya dia ingin memberitahukan bahwa sedang ada sesuatu yang kurang beres pada diri anda. Kalau anda tidak pernah menyentuh api, tentu anda tidak akan tahu rasa panas api, bukan ?
Dengan tanda peringatan inilah sebetulnya anda di sadarkan bahwa anda harus memperbaiki diri, kalau tidak, emosi negatif ini akan membawa anda ke tempat-tempat yang berbahaya dan merugikan diri anda. Selain itu emosi negatif yang menguasai diri anda akan mengakibatkan Citra Diri anda rusak.
Seperti apa tanda peringatan itu ? kalau anda peka, bentuk-bentuk peringatan itu bisa anda kenali seperti ini :
FRUSTRASI
Frustrasi adalah perasaan emosional yang berkembang setiap kali suatu sasaran penting tak dapat di realisasikan atau ketika sesuatu hasrat yang kuat terhambat.
Frustrasi yang kronis mengindikasikan bahwa sasaran yang telah kita tetapkan bagi diri sendiri itu tidak realistis, atau bahwa gambaran kita tentang diri sendiri itu tidak memadai, atau kedua-duanya.
Ketika frustrasi membawa perasaan emosional yang berlebihanlah – berupa ketidak puasan, kesia-siaan dan nelangsa – ia berubah menjadi gejala kegagalan.
Untuk mengatasi masalah ini kita perlu menetapkan ulang sasaran yang lebih realistis dan kemudian membayangkan bagaimana perasaan anda seandainya anda sudah sukses – lalu merasakannya sekarang.
KEAGRESIVAN SALAH ARAH
Keagresivan itu sangat perlu dalam mencapai suatu sasaran. Kita harus mengejar apa yang kita inginkan dengan cara yang agresif daripada defensif atau ragu-ragu. Kita harus agresif bergumul dengan masalah dan mengatasinya.
Tetapi ketika kita terhambat atau frustrasi dalam mencapai sasaran tersebut. Energi yang mendorong itu menjadi tersumbat, dia butuh penyaluran. Kalau energi ini salah di gunakan atau salah arah, ia menjadi kekuatan yang merusak.
Keagresivan yang salah arah muncul ketika seseorang mengalami frustrasi yang di akibatkan oleh sasaran-sasaran nya yang sudah di tetapkan terhambat atau belum tercapai. Sehingga orang tersebut menggunakan energi itu untuk melakukan tindakan-tindakan yang salah arah, bakan destruktif.
Kalau tiba-tiba anda menjadi orang yang mudah tersinggung, mudah marah, mudah iri hati dan mudah menyalahkan orang lain, atau sampai mengganggu ketenangan dan keamanan orang lain dimana sebelumnya tidak pernah anda lakukan, maka itulah gejala keagresivan yang salah arah. Inilah gejala kegagalan.
Kalau anda menemui gejala ini muncul pada diri anda, cepat sadari itu, dan mulailah mengarahkan energi itu pada hal-hal yang positif, sebelum merusak diri anda sendiri.
KETIDAK-TENTERAMAN
Perasaan tidak tenteram itu muncul karena merasa diri tidak memadai, tidak mampu atau tidak layak. Ini adalah masalah citra diri dimana orang tersebut menggambarkan dirinya sebagai orang yang tidak berhak atau layak untuk sukses, karena menganggap atau berasumsi bahwa kemampuan atau kompetensinya masih belum mencukupi.
Namun dibalik ini semua, sesungguhnya bukanlah masalah kemampuan atau kompetensi yang benar-benar belum memadai sebab kemampuan itu bisa di tingkatkan secara bertahap, tetapi orang tersebut suka membayangkan tentang diri yang ideal, diri yang sempurna menurut ukuran Mutlak. Apakah anda pernah berpikir bahwa seharusnya anda baik; seharusnya anda sukses; seharusnya anda bahagia; seharusnya anda kompeten; seharusnya anda berwibawa. Kata seharusnya ini mengarahkan pandangan kita pada kesempurnaan mutlak yang ideal tentang diri kita. Inilah yang sebetulnya menyulitkan diri sendiri, dimana anda harus berperan sebagai orang yang sempurna secara mutlak, tetapi faktanya anda memiliki kekurangan dan kelemahan. Anda bisa berbuat kekeliruan atau kesalahan. Jadi ini hanyalah pandangan keliru atau tidak rasional yang di tujukan pada diri sendiri.
Bila orang menilai dirinya dengan ukuran kesempurnaan mutlak yang ideal, tentu hal ini akan melahirkan ketidak-tenteraman batin. Sebab sebagai manusia tentu diri kita memiliki kekurangan oleh karena itu tidak sempurna.
Orang yang tenteram mempunyai citra diri yang kuat, memadai dan realistik. Dan untuk sampai pada citra diri ini, ada beberapa pendekatan :
1. Berpikir rasional tentang situasi yang anda hadapi, lihatlah orang-orang yang terlibat di dalamnya, dan berpikirlah rasional tentang diri sendiri.
2. Meyakinkan serta menguatkan citra diri, bayangkan sasaran anda; bayangkan apa yang sekarang harus di lakukan dengan baik. Temukan ide-ide serta jawaban yang di butuhkan untuk mengatasi situasi itu.
3. Langsung mengarahkan ulang bidikan anda pada target sasaran.
Inilah pendekatan untuk menyingkirkan ketidak-tenteraman pada diri anda sehingga anda bisa berhasil mengatasi apa pun yang muncul.
KESEPIAN
Kesepian adalah cara melindungi diri, cara untuk melindungi diri atas perlakuan kurang baik, kurang ramah dan tidak bersahabat dari orang lain yang mungkin bisa menimbulkan ketersinggungan, keterhinaan, kemarahan dan luka hati. Dan pada akhirnya mereka menutup diri dan hidup dalam keterisoliran.
Oleh karena itu, Kepribadian yang kesepian itu biasanya takut terhadap orang lain.
Bila seseorang Kesepian sebetulnya mereka sedang terasing dari diri sejati nya – terasing dari diri sendiri. Kesepian ini muncul berawal dari kesalahan dalam penggambaran tentang dirinya sendiri. Penggambaran diri yang terlalu ideal yang mengarah kepada kesempurnaan akan membuat diri mereka sendiri tidak tenteram, tidak aman, tidak bebas dan takut untuk berbuat kekeliruan atau kesalahan. Inilah sebenarnya awal dari keterasingan diri dari lingkungannya.
Diri yang sejati adalah diri kita apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada. Kalau kita bisa menerima keberadaan diri kita sebagaimana adanya, barulah kita akan merasa aman, tenteram dan damai. Kita akan bisa mengekspresikan diri secara bebas tanpa rasa takut.
Ciri orang yang kesepian adalah orang yang ingin selalu menerima, tetapi tidak rela untuk memberi. Ini pun terjadi karena kesalahan penggambaran diri dimana mereka menggambarkan dirinya yang serba kekurangan, ketidak-cukupan, dan ketidak-mampuan serta ketidak-layakan. Oleh karena itu mereka ingin mendapatkan perhatian, rasa kasihan dan perlakuan baik dari orang lain, dan cenderung untuk tergantung kepada penghargaan, penerimaan dan pengakuan dari orang lain.
Kodrat manusia adalah untuk melayani. Dengan melayani kita bisa terhubung dengan orang-orang di sekeliling kita. Ketika kita melayani orang lain disitulah kita menemukan kebahagiaan. Dengan melayani inilah maka kita dapat terhindar dari perasaan kesepian.
Kontribusikan sesuatu yang baik bagi lingkungan anda, dengan demikian anda tidak akan pernah kesepian.
KETIDAK-PASTIAN
Dalam mengerjakan segala sesuatu, anda tidak bisa memastikan hasilnya. Akan selalu muncul ketidak-pastian selama anda dalam proses pencapaian sasaran anda.
Dengan adanya ketidak-pastian ini janganlah di jadikan cara atau alasan untuk menghindar – menghindarkan diri dari kesalahan dan tanggung jawab. Namun sebaliknya beranikan diri untuk memasuki ketidak-pastian dengan melakukan sesuatu dan belajar dari setiap kesalahan yang pernah di perbuat.
Kebanyakan mereka yang membayangkan diri sebagai orang yang sempurna, akan merasa takut berbuat kesalahan atau kekeliruan. Mereka beranggapkan bahwa melakukan kesalahan itu sungguh mengerikan bagi dirinya. Dapat melukai harga dirinya dan merusak citra dirinya.
Oleh karena takut salah maka mereka suka menuda-nunda dalam mengambil keputusan maupun tindakan. Dirinya jadi terhambat.
Sadarilah bahwa tidaklah di tuntut bahwa seseorang itu selalu benar. Adalah wajar bahwa kita meraih kemajuan dengan bertindak, membuat kesalahan, dan mengkoreksinya.
Anda tidak bisa mengkoreksi arah anda kalau anda berdiam diri. Anda tidak bisa mengubah atau mengkoreksi yang tidak ada. Anda harus mempertimbangkan fakta-fakta yang di ketahui dalam suatu situasi, membayangkan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dari berbagai alternatif tindakan, memilih yang tampaknya memberikan solusi terbaik, dan melakukannya. Anda bisa mengkoreksinya sambil jalan. Percayalah bahwa anda akan lebih cepat maju lewat kegagalan.
Janganlah ketidak-pastian ini membuat anda takut untuk berbuat sesuatu, karena ketakutan ini tidak memberikan manfaat bagi anda, sebaliknya akan membuat anda menjadi orang yang kerdil.
KEBENCIAN
Kebencian adalah racun yang mematikan bagi jiwa, membuat orang tidak bahagia, dan menguras energi yang seharusnya dapat di gunakan untuk berprestasi.
Kebencian muncul dari asumsi sendiri atas keadaan yang di alaminya – merasa sebagai korban, merasa di perlakukan tidak adil, merasa di bohongi, merasa di kalahkan; pendek kata mereka tidak suka pada apa yang mereka lihat.
Hal ini tentu ada sebab-sebabnya dimana mereka suka membayangkan diri sebagai orang yang patut di kasihani, sebagai korban, merasa inferior, merasa sebagai orang yang di takdirkan untuk tidak bahagia. Sehingga mereka mengembangkan kebiasaan emosional “ mengasihani diri sendiri “.
Selama seseorang memendam kebencian, mereka tidak mungkin membayangkan diri sebagai orang yang dapat mengandalkan diri sendiri, mandiri, kompeten, mempunyai tekad kuat. Mereka suka mambuat tuntutan-tuntutan dan klaim-klaim yang tidak masuk akal terhadap orang lain.
Orang yang penuh kebencian menyerahkan kendali kepada orang lain. Membiarkan orang lain mendekte bagaimana perasannya dan sikapnya. Mereka sepenuhnya tergantung pada orang lain.
Individu mana pun yang membiarkan kebencian mengendalikan pikirannya sebetulnya mengunci diri dan potensinya di dalam penjara ciptaannya sendiri. Mereka sendiri yang menjadi hakim yang tidak bebelas kasihan, dan memenjarakan dirinya sendiri.
Ingatlah : Anda adalah kapten bagi jiwa, majikan bagi takdir anda sendiri. Anda mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri. Mengarahkan diri untuk mencapai sasaran-saran anda sendiri. Lihatlah diri anda dalam mata pikiran anda bahwa anda adalah individu yang berhak dan layak untuk sukses dalam hidup ini; lihatlah diri anda yang terbaik.
KEHAMPAAN
Kehampaan adalah suatu gejala bahwa anda tidak hidup kreatif. Anda tidak mempunyai sasaran yang cukup penting bagi anda, atau tidak menggunakan talenta dan upaya anda untuk mencapai suatu sasaran penting.
Sasaran yang penting dan layak bagi anda merupakan sasaran yang benar-benar anda sukai, mengairahkan hidup anda, yang membangitkan motivasi, membuka kreatifitas dan kejeniusan anda. Dan bisa membuat diri anda larut di dalamnya.
Mengejar sukses yang semu untuk menyenangkan orang lain membawa kepuasan semu – kemampaan. Ketika anda tidak mampu untuk hadir secara penuh saat bekerja, tidak bisa menikmati apa yang sedang anda kerjakan dan bersuka-cita di dalamnya, selain anda lebih cenderung mengukur prestasi kerja anda dari sudut pandang orang lain, akan lebih banyak kekecewaan yang anda alami.
Sedangkan mengejar sukses sejati lewat prestasi kreatif akan memberikan kepuasan batiniah yang mendalam.
Kehampaan itu bisa juga merupakan gejala citra diri yang tidak memadai. Anda menggambarkan sasaran yang berlebihan di luar kemampuan dan bakat yang anda – anda berusaha melampaui keterbatasan diri anda sendiri. ingatlah : Adalah mustahil untuk menerima sesuatu yang anda rasakan bukan kepunyaan anda atau yang tidak konsisten dengan diri anda.
Kehampaan ini mempunyai dampak-dampak yang kurang baik bagi diri sendiri antara lain :
1. Menghindari upaya. Anda akan kehilangan motivasi untuk mengejar sasaran itu. Anda menjadi malas dan kurang semangat.
2. Menghindari kerja. Menunda-nunda menjadi alasan untuk menghindari kerja yang seharusnya anda lakukan. Karena tidak ada sesuatu yang layak untuk di perjuangkan timbulah kemalasan.
3. Menghindari tanggung jawab. Anda akan melepaskan tanggung jawab untuk membahagiakan diri anda sendiri. Hopeless.
Kehidupan ini menjadi layak hanya kalau anda telah secara teguh mengarahkan pandangan anda pada sasaran-sasaran yang layak.
Hanya mengejar sasaran-sasaran yang penting bagi anda – bukan sebagai lambang status , melainkan karena anda konsisten dengan keinginan-keinginan batiniah anda sendiri yang mendalam – itulah adalah hidup yang sehat.
Kepekaan sangatlah dibutuhkan untuk mengenali sinyal-sinyal negatif yang sedang menyelinap masuk. Kalau kita tidak peka, emosi negatif ini akan menguasai diri kita dan membimbing kita ke arah kegagalan.
Kalau anda sedang merasakan salah satu dari emosi negatif ini hadir, hendaknya tidak menolak kehadirannya, lebih baik anda akui sebagaimana adanya dan kemudian lakukan perubahan dengan melakukan tindakan korektif.
Salam bahagia dan sejahtera